Suster Mary Tina Petrick, dari Provinsi Toledo sungguh berhati misioner. Sesudah masa pelayanannya di PNG berakhir pada bulan Oktober 2014, Suster dengan senang hati membantu dengan sukarela di Misi Uganda. Pertanyaannya adalah, “Karya apa yang bisa saya bantu?” Ini merupakan pertanyaan yang sulit karena Suster Mary Tina memiliki banyak talenta dan kurnia. Beliau pernah berkarya di bidang pendidikan dalam berbagai tingkat dan di berbagai lingkungan sekolah. Apa yang dilakukannya sekarang? Suster Mary Tina melayani sebagai pemimpin pra sekolah Notre Dame di Lyamutundwe (sekitar 13 kilometer dari Bandara Entebbe.) Sekolah ini mempunyai anak didik sekitar 135 anak usia tiga hingga enam tahun. Suster akan mengkoordinir program sekolah, memotivasi staff pengajar untuk menanamkan Prinsip-prinsip Pendidikan Notre Dame, membantu mereka untuk memiliki standar tinggi dalam mengembangkan anak didik dan bekerjasama dengan orantua sebagai pendidik utama anak-anak mereka.
Suster Mary Tina tiba agak larut malam tanggal 28 Februari lalu. Sesudah penyesuaian di komunitas, beliau mulai mengatur ruangan, bertemu dengan para guru, mengadakan pertemuan staf di sekolah, mengunjungi anak-anak, menangani keuangan dan masih banyak lagi. Beliau sudah mengunjungi Kampala untuk suatu urusan dan bahkan mengendarai “boda boda”, nama untuk sewa motor. Mengendarai motor melewati jalan-jalan yang padat di Kampala sungguh membuat hati ciut! Puncak pengalaman Suster Mary Tina yaitu bertemu dengan seorang tetangga yang hidup di masa-masa pahit ketika seorang diktator bernama Idi Amin berkuasa. Ia menulis sebuah buku tentang pengalaman-pengalamannya yang luar biasa. Suster Mary Tina sementara membaca buku tersebut.
Ketika ditanya apa yang paling disukai selama berada di Uganda dalam waktu yang masih belum lama ini, suster menjawab, “Saya menghargai semua penyambutan dari orang-orang Uganda. Semuanya membantu saya untuk merasa krasan.”